Kamis, 18 Juli 2013

Kenaikan Tarif Taksi : Gelora dan Kosti Lebih Mahal

Tarif taksi di Kota Solo resmi mengalami kenaikkan dan tarif yang baru resmi berlaku pekan lalu. Ada beberapa pertimbangan yang menentukan besaran tarif taksi. Selain memperhitungkan kenaikan biaya produksi akibat kenaikan harga BBM, tarif baru juga mempertimbangkan daya beli pasar dan daya saing pelaku usaha. Dari beberapa pertimbangan tersebut, wajar ketika ada dua taksi yang berani menentukan tarif lebih mahal dari empat taksi lainnya, papar Sri Indarjo, Kepala Bidang Angkutan Dishubkominfo Kota Solo.

Ketua Organda Solo, Joko Suprapto, membenarkan kalangan pengusaha taksi dan penumpang sudah mendapat kepastian soal tarif taksi baru. Empat taksi, yaitu Bengawan Taksi, Mahkota Ratu Taksi, Sakura dan Solo Central Taksi sepakat buat tarif sama. Gelora dan Kosti sedikit lebih mahal.

Buka pintu yang sebelum mengalami kenaikan tarifnya sama Rp 4.500, dengan tarif baru itu naik menjadi Rp 5.000. Tetapi, untuk kosti naik jadi Rp 5.300, dan Gelora Taksi tetap Rp 4.500. Kemudian, untuk setiap 100 meter perjalanan, empat taksi itu hanya naik dari Rp 250 menjadi Rp 300, tetapi Kosti dan Gelora Taksi naik menjadi Rp 325. Setelah itu, tarif tunggu setiap satu jam yang sebelumnya hanya Rp 25.000, kini naik menjadi Rp 30.000. Sementara, Gelora Taksi naik menjadi Rp 32.500 dan Kosti naik menjadi Rp 32.450. (bs/3/13/O)

Rabu, 17 Juli 2013

Kota Solo Pasca Ditinggal Jokowi

Joko Widodo atau akrab disapa dengan sebutan 'JOKOWI' merupakan sosok yang fenomenal. Jokowi merupakan tokoh pemikir cerdas dan sempat menjadi ikon Kota Solo. Sebelum diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi terlebih dahulu memimpin Kota Solo hampir 7 tahun lamanya. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo berkembang begitu pesat baik dalam hal perekonomian, tata kota maupun pariwisatanya. Masyarakat Kota Solo tidak segan untuk memberi penghargaan kepada Jokowi sebagai Walikota yang kreatif karena mempunyai inovasi-inovasi yang menjadikan Kota Solo dikenal di dalam negeri maupun di luar negeri. Jokowi juga sukses meramu anak buahnya untuk bekerja benar dalam melayani masyarakat. Kota Solo menjadi ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara karena dengung keberhasilan Kota Solo dibawah kepemimpinan Jokowi terdengar dimana-mana.

Namun setelah beberapa bulan Kota Solo ditinggal Jokowi terdengar kegaduhan dari masyarakat. Adanya keluhan terkait dengan layanan masyarakat, contohnya adalah pelayanan yang menurun seperti pembuatan KTP, administrasi perizinan dan lainnya. Pasca ditinggal Jokowi pelayanan masyarakat yang telah dibangun Jokowi, kembali rendah seperti sebelum Jokowi menjadi walikota.

Masalah lain yang juga terjadi pasca ditinggal Jokowi, ada beberapa jalan di Kota Solo yang rusak parah tidak segera diperbaiki. Hal tersebut sangat berbeda ketika Kota Solo dipimpin oleh Jokowi yang segera menginstruksikan jajarannya untuk segera bergerak. Kota Solo memang seperti berhenti berinovasi ketika ditinggal oleh Jokowi. Beberapa event di Kota Solo berlangsung tidak seperti biasanya, mayoritas masyarakat Kota Solo mengeluhkan kualitas event yang dilaksankan seperti hanya dilakukan untuk rutinitas saja. Contoh yang masih hangat adalah event SBC 6, event besar tersebut kehilangan gregetnya sangat jauh berbeda ketika Jokowi masih memimpin Kota Solo. Tidak heran jika masyarakat Kota Solo menjadi gelisah karena Kota Solo seperti kehilangan 'rohnya' pasca ditinggal Jokowi. (bs/2/13)